Rumput Liar

Jumat, 21 April 2017

Catatan kecil Plettonic

“Lubang di hati itulah yang menurut saya pasti dialami setiap orang. Karena itu carilah apa yang akan mengisi lubang itu,” 

Itulah kalimat terakhir saat praktik dakwah dalam mata kuliah retorika dakwah (20/04) kemarin. Tema yang harus diangkat menyangkut permasalahan sosial. Saya teringat lagu Letto, lubang di hati. Pemaknaan yang multi tafsir karena lagu-lagu Letto berangkat dari sebuah skema. Hal inilah yang membuat saya dengan mudah mengkoneksikan makna ‘Lubang di hati’ pada tema yang saya bawa.
Pemaknaan yang multi tafsir ini juga diungkapkan guru saya di kelas ketika MAN (setara dengan SMA) dulu. Beliau menyatakan ‘Sebelum cahaya’ adalah perumpamaan bumi sebelum kedatangan Nabi Muhammad. Detik-detik kelahiran Rasul menjadi kedamaian yang terselip di bait-bait lagu tersebut. Ada banyak hal lain yang menciptakan rasa cinta dalam benak saya pada bingkaian lirik serta rajutan musik dalam lagu-lagu Letto.

Pengembaraan saya dalam menelusuri makna lagu-lagu Letto bermula ketika sahabat saya, Mbak Meta, mendapat tugas untuk memahami pemikiran salah satu tokoh di Indonesia. Jadilah diambil Cak Nun sebagai pilihan dalam mengejakan tugas di sekolah pasca sarjana UIN Sunan Kalijaga. Bukan menjadi rahasia lagi jika Cak Nun dan Letto memiliki hubungan erat. Tentu salah satu faktornya vokalis Letto, Mas Sabrang, adalah putra Cak Nun.

Sejak pengenalan itu, saya dan Mbak Meta sering kali membahas makna di setiap lirik lagu-lagu Letto. Hal lain seperti mantengin youtobe Letto di sela-sela jam kuliah, mantau instagram personil Letto dan tentu saja twitter Mas Sabrang menjadi aktivitas yang tak pernah terlewatkan setiap hari.
Selepas maghrib tadi, Mbak Meta  mengirim pesan melalui whatsapp. Isinya berupa pemberitahuan bahwa Letto berulang tahun yang ke 13. Ini diketahuinya melalui postingan Mas Dhedot di Instagramnya.

“Terus mau kasih kado apa?” balasku.
“Kadonya, besok kita ke rumah Maiyah,” balasnya lagi.
Siang tadi setelah saya kontak sekretariat Perpustakaan EAN, ada niatan untuk mengunjungi rumah ke dua Letto itu. Ah membayangkan berbincang dengan Letto saja saya tak punya keberanian. Tapi setidaknya kami dekat dengan mereka di ‘ruang rindu’.

Selamat ulang tahun Letto,
Selamat sudah menjadi musisi hebat di bumi pertiwi.
Mabruk untuk hidupmu, aamiin.




Faroha, Mbak Meta


Mbak Meta, Tika

Foto : Beralih fokus dari tugas kampus ke Youtobe Letto Band. Hahaa


Yogyakarta, 21 April 2017.
Salam
Faroha,