Rumput Liar

Selasa, 14 Maret 2017

Cermin masa depan

Pilihan saya jatuh pada buku ini

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan dalam rangkaian huruf di lembaran putih ini. Sungguh banyak sekali. Sayang, aku tak punya banyak quality time untuk mewujudkannya. Lagi-lagi menulis bukan sembarang aktivitas yang selalu dapat hasil yang maksimal dan memuaskan. Saat menyusun kata dan selesai dalam hitungan menit, selalu ada rasa ingin mengubahnya. Ah bukankah segala sesuatu tidak ada yang sempurna. Maka menulislah meski berkejaran dengan waktu dan harus lagi-lagi menatap khusu paragraf demi paragraf.
Siang kemarin (kamis, 09 Maret 2017) aku mengunjungi ruang wakil Dekan I, Ibu Alimatul Qibtiyah, Ph.D. Tidak ada perlu penting hanya ingin meminjam buku untuk bahan referensi belajarku. Sayang, resepsionis mengatakan beliau sedang mengajar. Karena semalam ibu sudah membolehkan saya mengunjungi kantornnya, jadilah memasuki ruang tanpa penghuni itu.
Ruangannnya cukup besar. Lebih besar sedikit dari kamarku sekarang. Ada foto keluarga dan beberapa piagam yang telah diraih beliau. Aku tak berniat menyelidik isi ruangan itu, hanya saja aku harus melakukannya karena buku yang ku cari tak juga ku temukan. Benar kata Ibu, bukunya banyak. Maka tak heran saat aku menghubungi beliau untuk meminjam buku referensi, beliau tak juga membalas. Baru setelah ku kirim pesan yang sama ibu membalas. Beliau mengatakan “Buku yang mana  yang dimaksud? Soalnya banyak je.” Kurang lebih seperti itu.
Beberapa buku ku temukan di rak yang tertata rapi di samping kanan pintu. Aku mencoba mensingkronisasi dengan referensi yang tercatat di Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Saat itu pula ada yang megetuk pintu dan langsung membuka pintu ruangan tersebut. Membuatku kaget dan khawatir karena terbersit rasa bersalah karena memasuki ruang salah satu petinggi di Fakultas Dakwah ini.
“Ibu Alim dimana?” tanya pria yang sedari tadi duduk dan mengobrol di ruang sebelah.
“Sedang mengajar. Saya hanya diminta ke ruangannya untuk mencari buku,” jawabku tanpa ditanya. (saking takutnya, duh)
“Oh begitu. Ngajar dimana?” Tanya lagi. Cukup kaget dengan pertanyaan ini.
“Oooh tidak. Saya hanya mahasiswanya bu Alim,” ucapku  tergesa-gesa.
“Oh begitu. Ya sudah silahkan dilanjutkan,” kataya.
Saya hanya membalas dengan senyum  terkaget-kaget.
Apakah saya terlihat seperti dosen?
 Yogyakarta
Jum’at Mubarrok, 10 Maret 2017

08.24