Rumput Liar

Kamis, 14 April 2016

Mereka tak melihat dengan mata
Mereka tak berbicara dengan lidah,
Mereka tidak mendengar dengan telinga
tapi mereka melakukannya dengan cara lain
dengan hati
yang lebih tajam dari mata
yang lebih terjaga dari lidah
yang lebih  peka dari telinga,,,

Aku terkesima saat seorang netra bertanya pada netra lainnya "Prim, kemarin baca buku apa? Penulisnya siapa?" Tanya Mas Sen.
"Wah, belum mas. Belum sempet baca buku-buku terbaru" ucap prima.
Mas sen hanya diam.
"Prodi apa mas?" tanyaku memecah keheningan.
"Ilmu Hukum. Disini jarang yang ambil prodi ini. Nggak tau kenapa,"
"Ah nggak juga kok. Temenku ada yang ambil Ilmu Hukum,"
"Maksudnya disini, di PLD,"
"Oh iya mas. Mayoritas di  fakultas dakwah sama tarbiyah," jawabku.
"Kalau mbak denger kata Hukum, apa yang terlintas?"
"emm... Tumpul ke atas dan tajam ke bawah "
"oh itu teori mata pisau" katanya. "Tapi itu perspektif emosional. Kita juga harus melihat dari sisi keilmuan," jelasnya.
Semua mengalir begitu saja, mengeluarkan banyak teori dari sosok dihadapanku. Tentang Das Sein, das sollen, teori mata uang, teori dari Thomas Kuhn, Teori Natural law, dan sebagaimana. 
Hingga membuatku malu, bahwa aku masih sangat minim pengetahuan. Bahkan saat dia menanyakan namaku, Dia menyebutkan arti namaku, dan asal usul dari bahasa arab. Hingga mengungkit tentang ilmu Shorof.
Heemm.. aku berkali-kali menghela nafas. Sungguh aku malu pada sosok dihadapanku. Meski memiliki keterbatasan tapi semangatnya menggali ilmu tak pernah surut. 
Semoga Allah selalu menuntun kita pada arah yang lebih baik dan mendorong kita dari zona aman ini.