Ngladon-Tambakan-Jogonalan-Klaten |
Aku limbung dalam
lautan emosi
Tak dapat ku mengerti
diri yang berhadapan dengan sepasang mata itu
Hanya ada letupan emosi
tak tentu arah
Membisu bukan jalan
yang ku pilih
Pun juga bersuara,
Karena lidah tak
bertulang
Hingga hanya terdengar
tarikan nafas berat
Ya, pergi dari situasi
ini adalah salah satu jalan terbaik.
Perempuan mana yang tak
ingin meneguk kasih
Sedang hal itu adalah
fitrah dari setiap manusia
Sayang, diri tak pernah
benar-benar memahami kasih sempurna
Kasih bermusim atau
memang kekal karena dibumbui keridhoan-Nya
Aku tak pernah benar –
benar menyapa diri yang peluh akan kasih
Ya, masih harus menyapa
diri yang lain
Bernegosiasi tentang
ini dan itu
Harus ku akui rindu
pada –Nya membawaku melabuhkan kasih pada setiap yang ada
Tapi gustiiiiiiiiiii
Apalah arti dari semua
ini
Jika selalu menyesakkan
dada setiap saat
Menarik diri yang lain
untuk hanya peduli pada sorot mata itu
Ujian kah ini?
Sudah waktunya kah aku
menaiki tangga lagi?
Aku menunduk
Memohon menguatkan
setiap diri yang terus menerus saling mengalahkan
Jatuh cintalah hanya
pada suamimu, Far.
Karena lara takkan kau
tanggung sendiri.
Yogyakarta, 4 September 2017